Saturday, May 9, 2015

Bemo, Angkutan Kecil yang Hampir Punah

bemo
Bemo
Buat yang pernah mengalami masa kecil di tahun 1960-an sampai 1990-an, pasti teringat sama kendaraan umum yang satu ini. Yaitu bemo. Mungkin ada juga yang pernah menumpanginya. Jaman dulu, bemo jadi kendaraan umum favorit di masanya. Karena bentuk mukanya yang lucu, kalau ada orang yang mukanya monyong, selalu dijuluki sebagai bemo. Seperti Dono Warkop yang dijuluki teman satu grupnya, Kasino sebagai Dono Bemo.

Bemo itu sebetulnya singkatan dari becak motor. Diambil suku kata depannya menjadi singkatan. Bemo dihadirkan pemerintahan Soekarno pada tahun 1962 untuk menyambut Ganefo, olahraga akbar yang digadang-gadang menyaingi Olimpiade. Selain di Jakarta, bemo juga menyebar di kota-kota lain seperti Bogor, Bandung, Surabaya, Yogya, dan kota-kota besar lain. Terutama di Pulau Jawa.

bemo
Angkutan kota seperti ini juga disebut bemo
Bemo sebetulnya berbasis mobil roda tiga asal Jepang, Daihatsu Midget. Terutama model generasi pertama. Daihatsu Midget itu sebetulnya nggak diciptakan buat angkutan penumpang. Tapi dibuat sebagai kendaraan pengangkut barang. Ketika tiba di Indonesia, bak belakangnya dipasangi kursi yang saling berhadapan. Akibatnya, dengkul penumpang pun saling bersentuhan satu sama lain. Buat yang pernah menumpanginya, pasti merasakan betapa sangat nggak nyamannya naik bemo. Nama bemo di kemudian hari digunakan untuk kendaraan angkutan umum lainnya. Meskipun bentuknya sangat berbeda dengan kendaraan roda tiga yang pertama kali disebut bemo.

Daihatsu Midget

Daihatsu Midget pada awalnya diciptakan sebagai mobil roda tiga pengangkut barang. Karena kecilnya, insinyur Daihatsu menamainya sebagai Midget (kerdil). Di Thailand, Daihatsu Midget juga digunakan sebagai angkutan umum pengangkut manusia yang disebut tuk-tuk.

Berikut pengembangan Daihatsu Midget (wikipedia Indonesia):

 1. Model DK 

 

Daihatsu Midget

Model DK mulai dijual 1 Agustus 1957. Kemudi berbentuk stang seperti sepeda motor. Ruang pengemudi dan ruang muatan memiliki atap dari kanvas. Ruang pengemudi tidak berpintu. Panjang keseluruhan: 2.540 mm, lebar keseluruhan: 1.200 mm, tinggi keseluruhan: 1.500 mm. Penumpang maksimum 1 orang. Mesin tipe ZA, dua langkah, berpendingin sistem kipas, kapasitas silinder 250 cc, bahan bakar bensin. Kekuatan maksimum 10 tenaga kuda. Kecepatan maksimum 65 km/jam (spesifikasi dari katalog). Maksimum muatan 300 kg, berat kosong 350 kg.

Variasi model berdasarkan model DK: DKA (model awal), DKII, DSV (bagian belakang dibuat kotak), DSAP (kapasitas 2 tempat duduk).

2.  Model MP

 

Daihatsu Midget

Model MP mulai dijual bulan Oktober 1959. Bagian hidung sebelah dalam menjadi bagian dari ruang pengemudi, dan bentuknya lebih manis dan halus dibandingkan model DK. Model MP mulai menggunakan stir bundar sehingga lebih mudah dikendarai. Ukuran lebih besar dibandingkan model sebelumnya, panjang keseluruhan: 2.970 mm, lebar keseluruhan: 1.295 mm, dan tinggi keseluruhan: 1.455 mm. Kapasitas tempat duduk: 2 orang. Mesin yang digunakan adalah tipe ZA, dan tipe ZD untuk Midget tipe III (kapasitas silinder: 305 cc, kekuatan maksimum 12 tenaga kuda).

Model yang diproduksi: Tipe II (mesin tipe ZA), Tipe III (mesin tipe ZD).

 

3. Daihatsu Midget II

 

Daihatsu Midget

Pada tahun 1996-2001, Daihatsu kembali memproduksi Midget. Tapi modelnya sangat berbeda dibandingkan Daihatsu Midget generasi sebelumnya. Midget model terakhir ini sudah berbentuk seperti mobil modern. Beroda empat, memakai setir, dan bermesin empat langkah. Midget II ini digolongkan sebagai Kei Car (mobil kecil). Kapasitas mesinnya kecil. Cuma 660 cc. Disesuaikan dengan regulasi Kei Car dari pemerintah Jepang. Mesinnya juga memakai injeksi.

No comments:

Post a Comment