Sunday, May 3, 2015

Inilah Yang Wajib Diketahui Sebelum Memasang CNG Conversion Kit di Mobil

mobil CNG

Sekarang sudah waktunya kita beralih dari bahan bakar minyak (BBM) ke gas seperti CNG (compressed natural gas). Banyak conversion kit yang dijual ke pasaran. Conversion kit ini dirancang agar mobil sanggup menenggak 2 jenis bahan bakar, yaitu minyak dan gas. Harga sistem tambahan ini lumayan mahal, namun keuntungan buat pemilik sudah pasti lebih ekonomis sebab harga eceran CNG (Rp 3.100 per liter) lebih murah ketimbang bensin.

Walaupun begitu, ada beberapa hal yang diperhatikan sebelum memasang perangkat tambahan ke mobil.  Salah satu penjual CNG conversion kit di Indonesia, Autokit, menjelaskan, komponen inti sistem CNG yang “dicangkok” di mobil terdiri dari “ECU” tambahan, jalur suplai yang "disuntikan" ke intake mesin, saluran pengisian, dan tabung CNG.

Pemasangan conversion kit ini bisa mengganggu garansi. Karena ECU tambahan dari konverter itu disambungkan dengan ECU mobil. “Otak” sistem dipadankan dengan ECU standar, fungsinya mengatur buka-tutup suplai CNG agar bisa bergantian dengan bensin. Pemasangannya bisa jadi mengubah sistem kelistrikan yang dijamin oleh pemegang merek mobil. Staff Marketing Communication Autokit, Arief Erlangga menjelaskan bahwa walaupun pemasangannya diusahakan rapi, tetap aja intake harus dilubangi untuk membuat jalur baru CNG.

Masalah lain adalah penempatannya. Karena mobil nggak dirancang buat berbahan bakar CNG dari pabriknya, maka nggak ada tempat khusus buat tangki tambahan CNG. Akibatnya ruang yang ada pun terpangkas buat tangki CNG. Misalnya tabung penyimpanan berukuran 65 liter atau setara CNG 15 liter setara premium bila dipasang sudah pasti memangkas jok baris ketiga pada mobil berjenis MPV. Dengan begini, pemilik harus rela mengorbankan fungsionalitas kabin. Selain itu bobot tabung 50 kg menambah beban angkut. Bisa juga ditaruh di luar kabin. Tapi nggak disarankan.

Memakai conversion kit CNG adalah pilihan pemilik, tapi sebaiknya dibicarakan dengan dealer merek untuk mengantisipasi hangusnya garansi. Satu-satunya penjual CNG untuk kendaraan di Indonesia, Pertamina, mengatakan CNG lebih bersih dan ramah lingkungan, sebab emisi yang dihasilkan hanya sepertiga bahan bakar minyak. CNG juga mengandung kadar oktan RON 120 hingga sanggup menghasilkan pembakaran lebih efisien. Jadi, bila ingin lebih efisien menggunakan bahan bakar dengan conversion kit CNG, pemilik mobil wajib paham konsekuensinya.

Sebetulnya ada pilihan yang lebih aman, yaitu menunggu mobil-mobil berbahan bakar gas itu diimpor atau diproduksi secara massal di Indonesia. Kita tinggal membelinya di dealer resmi. Selain lebih aman daripada memasang perangkat aftermarket, juga nggak mengganggu garansi karena garansinya satu paket dengan mobilnya. Namun membutuhkan waktu yang lumayan lama. Itupun tergantung ketersediaan stasiun pengisian BBG/CNG di Indonesia. Kalau stasiun pengisiannya aja masih sedikit, pabrikan mobil pasti ogah buat menjual mobil berbahan bakar gas.

Sumber : Kompas

No comments:

Post a Comment